"Berhubungan seks secara teratur tidak hanya membuat Anda lebih dekat dengan pasangan, tetapi juga dapat membuat fisik Anda dan pasangan semakin sehat," ujar Dr. Hilda Hutcherson, profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Columbia University, dikutip dari Mid-day, Selasa (16/4/2013).
"Penelitian yang dilakukan oleh University of the West of Scotland mengungkapkan bahwa orang-orang yang melakukan hubungan seks setidaknya 2 minggu sekali lebih mampu mengelola situasi stres dalam kehidupannya sehari-hari," sambung Stuart Brody, Ph.D, seorang peneliti dan profesor psikologi.
Disampaikan juga oleh Laura Berman, Ph.D, hal ini dikarenakan hormon endorfin dan oksitosin dilepaskan selama berhubungan intim. Hormon ini memicu pusat pengatur kesenangan yang ada di otak. Hormon ini juga menciptakan perasaan keintiman dan relaksasi, serta membantu mencegah timbulnya kecemasan dan depresi. Berman saat ini merupakan asisten klinis profesor obstetri ginekologi di Feinberg School of Medicine di Northwestern University.
"Seks juga akan memastikan tidur yang lebih lelap karena endorfin yang dilepaskan juga dapat menenangkan pikiran dan tubuh, sangat membantu untuk dapat tertidur dengan lelap," ujar Cindy Meston M, Ph.D, direktur the Sexual Psychophysiology Laboratory di University of Texas, Austin. Jika mengalami orgasme, maka hormon akan melonjak secara maksimal dan efek yang didapat juga semakin baik karena saat itulah hormon prolaktin juga dilepaskan.
"Kadar prolaktin secara alami lebih tinggi ketika kita sedang tidur, hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara keduanya," lanjut Meston.
Seks juga dapat membantu meminimalkan rasa sakit. Lonjakan hormon yang dilepaskan setelah orgasme dapat membantu meringankan sakit, seperti sakit kepala. Sebuah studi yang dilakukan The Headache Clinic di Southern Illinois University mengungkapkan bahwa setengah dari wanita pencerita migrain melaporkan merasa sakitnya mereda setelah mencapai klimaks dalam seks.
"Endorfin yang dilepaskan selama orgasme sangat mirip dengan morfin, dan secara efektif mampu mengurangi rasa sakit," ungkap Meston.
Peneliti juga mengungkapkan bahwa seks dapat mengurangi risiko flu. Orang-orang yang rutin berhubungan seks ditemukan memiliki tingkat antibodi immunoglobulin A (IgA) yang lebih tinggi. Menurut para peneliti di Wilkes University, Pennsylvania, antibodi ini membantu melawan penyakit dan menjaga kondisi tubuh dari flu dan pilek.
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.